motorcycle

Djarum Black Motodify 2008 Palembang

Tampil sebagai pemenang kategori The Hottest Airbrush Realis dalam Djarum Black Palembang (26-27/04) kemarin rupanya tak lantas membuat sang owner, Aditya (28) puas dengan hasil yang sudah diperoleh. Keinginan untuk mengubah tampilan sang Honda Grand C800 ini justru semakin terlintas meski karyanya sudah diakui sebagai yang terbaik. Hal ini tak lain disebabkan karena sang owner merasa belum maksimal dalam menunjukan seni goresan full realis yang diterapkan di setiap jengkal sudut motor warisan ayahnya ini.

“Sebenernya sih kita masih merasa kurang maksimal aja dalam menunjukkan sentuhan airbrush realis yang ga cuman di luar saja tetapi juga sebenernya sampai ke sudut-sudut dalam mas, rencana sih tahun depan kita bakal bikin bodynya ini bisa terbuka sehingga karya airbrush yang ada di dalam bisa kelihatan,” tukas Aditya di akhir acara.

Well, kreasi yang membutuhkan waktu satu setengah tahun sebelum diikutsertakan dalam kontes Motodify ini memang menampilkan seni realis yang tidak tanggung-tanggung. Detail sapuan airbrush bernuansa “kehidupan neraka” ini memang sangat rinci dan rapih hingga jika melongok ke bidang dalam spakbor, mesin dan chasis, pemetaaan konsep pun terskema penuh secara hampir menyeluruh.

Berawal dari keinginannya untuk melestarikan motor warisan ayahnya ini, Aditya memutuskan untuk membuatnya beda dan lebih masa kini. Dengan trend airbrush yang saat ini sedang digemari di kota Palembang, Aditya memutuskan untuk memberi sentuhan seni bernilai tinggi dalam tunggangan Honda lansiran tahun 84-nya ini. Dan yap dengan mengusung konsep ‘kehidupan neraka’, Aditya dengan motor warisannya ini berhasil menyabet gelar sebagai The Hottest Realist Airbrush di ajang kontes Djarum Black Motodify 2008 seri kedua di kota Palembang.

“Ide awal membuat konsep neraka ini karena kita melihat kebanyakan airbrush realis cenderung banyak menampilkan nuansa surga seperti malaikat dan sebagainya. Ya makanya biar beda kita buat konsep bernuansa kehidupan neraka, dan selain itu biar agak seram juga sih,” ujar Aditya sedikit menambahkan. Projek yang menghabiskan kocek sekitar 7 jutaan ini rupanya tidak menghentikan niat Adit untuk berhenti sampai disini. Aditya sebelumnya pun memang sudah memiliki niat untuk melakukan rombakan pada body dan bagian bagian tertutup lain, agar karya realisnya bisa lebih dinikmati oleh orang banyak.